burung kedasih penuh dengan mitos dan di juluki si pemalas yang cerdik dan kejam
![]() |
gambar burung kedasih |
Anda mungkin pernah mendengar tentang legenda burung kedasih. Bukan, ini bukan desas desus. Ini juga bukan hoax. Ini adalah tragedi kekejaman yang luar biasa. Mungkin Itu juga yang menginsirasi penjajahan dan pengusiran sebuah bangsa dari tanah leluhurnya karena didesak oleh bangsa lain yang ingin menguasai tanah kediamannya sendiri.
Burung kedasih itu burung yang malas untuk mengerami telurnya sendiri. Mereka tidak mau membuat sarang untuk meletakkan telur telur mereka. Terus, bagaimana caranya telur telur burung kedasih bisa menetas?
Caranya adalah dengan merampas sarang burung lain yang lebih kecil. Bukan, bukan.. bukan dengan cara frontal, tetapi dengan cara yang sangat cerdik. Yaitu dengan cara meletakkan telur telurnya pada sarang burung lain yang sedrang bertelur.
Biasanya burung kedasih hanya bertelur satu atau dua butir saja. Telur itu diletakkan ketika induk dari telur telur burung yang malang itu meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Dan sebagai gantinya, satu atau dua butir telur dari induk burung yang malang itu dilempar keluar.
Karena jumlah telur telurnya tidak bertambah atau berkuruang, burung yang malang itu tidak menyadari adanya “penyusup” diantara telur telur yang dieraminya. Penyusup itu, ketika menetas, akan segera mematuk telur telur yang lain agar tidak menetas, bahkan menendangnya keluar sarang.
Akhirnya, hanya anak anak kedasih saja yang berhasil menetas dan menjadi burung burung dewasa. Sedangkan “Pewaris sarang” yang sah, yaitu anak anak burung yang menjadi korban burung kedasih, terusir ke luar dan tidak bisa menetas.
Mungkin cerita tentang burung kedasih itulah yang menjadi inspirasi lahirnya bangsa bangsa yang terusir dari tanah leluhurnya sendiri. Atau jika tidak terusir, mereka dibelenggu sehingga tanpa daya untuk menentukan nasib dan kedaulatan bangsanya atas tanah dan sumberdaya alam yang mereka miliki.
baca juga :
kata-kata mutiara Ir. soekarno
Bahkan ada diantara mereka menjadi bahan tontonan kebudayaan dan dikarantina di suatu tempat, tidak boleh pergi ke mana mana.
Korban-korban burung kedasih itu sudah ada. Korban korban burung kedasih itu bukan desas desus belaka. Korban korban burung kedasih itu bukanlah hoax. Itu adalah kisah nyata di dunia.
Dan kedasih kedasih itu pun masih menjadi ancaman hingga sekarang. Terstruktur, Sistematif dan Massif.
ini di ceritakan seorang kakek tua di ladang kecil miliknya sambil dia beristirahat dengan sebatang rokoknya penuh semangat saat menceritakan ini, pesan kakek setelah menceritakan mitos burung kedasih :
- hati-hati dengan penjajahan zaman sekarang zaman dulu mungkin kejam kalau di ceritakan tapi zaman sekarang jauh lebih kejam dengan persi modern dan licik .
- perbanyak bekal hidup, teruslah waspada dan ingat, peliharalah hidup ,jangan hidup seperti orang mati.